Beach Getaway to French
Riviera
Musim panas di
Eropa bukanlah musim yang menyenangkan. Suhu cuaca di kota tempat tinggal saya,
Toulouse, bisa mencapai 35 derajat di siang hari. Bagi saya, ini adalah tanda
untuk segera pergi berlibur. Kemana? Yah apalagi kalau bukan pantai. Untuk
tujuan kali ini, saya menunjuk untuk pergi menikmati pemandangan pantai
Mediterania, French Riviera, menuju kota-kota cantik di Prancis Selatan.
Riviera sendiri dalam bahasa Italy mempunyai arti ‘coastline’.
Ada dua cara menuju kesana, dengan kereta api atau pesawat terbang. Karena waktu memesan saya cukup mepet, hanya dua minggu sebelum waktu berangkatnya, pesawat terbang adalah solusi yang paling menarik. Ketika berpergian di Prancis, ada baiknya untuk selalu membandingkan harga kedua trannsportasi tersebut, karena sistem tiket kereta api disini sama dengan pesawat terbang, apabila beli jauh hari akan mendapatkan harga yang lebih murah. Untuk menuju French Riviera, kota yang paling strategis untuk dikunjungi pertama adalah Nice.
Ada dua cara menuju kesana, dengan kereta api atau pesawat terbang. Karena waktu memesan saya cukup mepet, hanya dua minggu sebelum waktu berangkatnya, pesawat terbang adalah solusi yang paling menarik. Ketika berpergian di Prancis, ada baiknya untuk selalu membandingkan harga kedua trannsportasi tersebut, karena sistem tiket kereta api disini sama dengan pesawat terbang, apabila beli jauh hari akan mendapatkan harga yang lebih murah. Untuk menuju French Riviera, kota yang paling strategis untuk dikunjungi pertama adalah Nice.
Ketika hari
berangkatnya tiba, saya terkejut karena ternyata pesawat yang akan saya naiki
adalah pesawat kecil baling-baling. Dimana bagasi cabin saya saja tidak bisa diangkut ke dalam pesawat. Jadi, harus
diletakkan di dekat tangga sebelum kita naik dan nantinya ada petugas yang akan
mengambil bagasi kita. Begitu kita turun kita ambil lagi. Berasa seperti
naik Bus saja, yah!
Nice
Begitu sampai Nice, kami langsung bergegas menuju hotel. Hotel kami ini letaknya dekat dengan stasiun kereta. Ini penting, karena kami berencana mengunjungi kota-kota lainnya dengan menggunakan kereta.
Begitu sampai Nice, kami langsung bergegas menuju hotel. Hotel kami ini letaknya dekat dengan stasiun kereta. Ini penting, karena kami berencana mengunjungi kota-kota lainnya dengan menggunakan kereta.
Tujuan pertama,
kami menuju Catheau de Nice, letaknya
ada di dekat Veulieux Nice (Kota Tua Nice). Dari sini kita bisa melihat
pemandangan Nice dari ketinggian. Ada dua cara menuju Catheau tersebut, naik lift (gratis) dan
naik tangga. Yah tentu saja kami memilih naik lift! Sampai diatas, pemandangan
langsung menghadap Promenade des Anglais
dan pantai Nice terpampang depan mata.
Indah sekali. Bagi saya, Nice adalah
perpaduan kecantikan Prancis dan Italy. Meskipun penduduk local berbahasa
Prancis, tetapi Nice penuh dengan bangunan arsitektur berwarna pastel seperti
Italy. Tidak heran, karena letak Nice begitu dekat dengan perbatasan Italy.
Puas mengagumi
Nice dari atas, kami segera bergegas menuju pantai. Begitu sampai, saya kaget
karena ternyata pantainya itu batu!!!.
Duh, sakit sekali apabila kita langsung menginjak tanpa alas kaki. Setelah
nyebur sedikit, saya jadi parno sendiri karena takut jatuh terpeleset di
batu-batu tersebut.
Kami kemudian
memutuskan hanya berjalan-jalan di Promenade
des Anglais, tempat dimana turis dan lokal bercampur baur untuk
bersosialisasi dan berolahraga sambil meilhat orang-orang yang berenang atapun
berjemur di pantai batu tersebut. Saya perhatikan, Nice ternyata punya pantai untuk
umum dan pantai privat. Di pantai
privat, kita bisa menyewa tempat duduk dan payung 15 euro selama 6 jam. Yang saya salut, mereka
juga membuat pantai yang bisa dilewati oleh orang yang menggunakan kursi roda.
Nice di tengah
malam sangat hidup dengan cafe dan fine dining restaurant bertebaran dipenjuru kota.
Restaurant disini juga bermacam variasinya, mulai dari masakan Prancis, Italy
dan juga Asia. Saran saya, jangan lupa menikmati Gellato di Fennocio, terletak
di Place Rosseti. Gellato ini menawarkan banyak rasa unik yang menarik, seperti
rasa Viollete ataupun Tomato Basil. Yum!
Kebetukan kami
datang bertepatan dengan hari libur keagamaan di Prancis. Di hari itu,
pemerintah kota Nice akan membuat kembang api. Kembang api mulai dari jam 10
malam. Selama 20 menit, lampu kota Nice dimatikan. Dalam keadaan gelap gulita,
kita menikmati kembang api yang dinyalakan dari dua kapal laut di ujung pantai
Nice. It was beyond beautiful.
Monaco
Keesokan harinya, kami langsung bergegas menuju Monaco. Yes, we are vsiting our twin country. Negara dengan bendera merah putih ini hanya berjarak setengah jam dari Nice. Tiketnya pun kami hanya membayar 3.7 euro sekali jalan. Selain kereta, terdapat juga bus yang menghubungkan dari Nice ke Monaco. Sampai disana, udara Monaco sedang panas-panasnya. Tetapi hal itu tidak mengurangi semangat kami untuk segera menjelajah Monaco yang sangat cantik. Luxury memang adalah identitas yang sangat jelas dari Monaco. Hal ini terlihat dari Yatch yang berjajar di harbour Monaco, luxury boutique brands dan mobil mewah menghias semua sudut Monaco. Tujuan kami disitu ada dua, pertama dan tentu saja ke Monte Carlo yang terkenal itu, dan bagi partner, dia mau bernapak tilas rute F1 Monaco.
Monte Carlo
sendiri adalah sebuah ‘wealthy’ distrik di Monaco. Casino nya adalah salah satu
icon yang terkenal dari distrik ini. Monte Carlo Casino dibangun sejak tahun 1863. Monte Carlo Casino sendiri buka
untuk umum. Sedikit tip, datanglah kesana setelah jam 2 siang, karena Casino
ini akan dibuka gratis. Penasaran, kami masuk ke Casino tersebut dan ikut mencoba bermain. Di dalam Casino, Saya terpesona dengan
interior yang terlihat mewah dan glamour.
Lalu kami
bergerak menuju Palais Princier de Monaco,
istana tempat kediaman kerajaan Monaco. Biasa melihat istana Eropa yang
cantik, saya terkejut karena bentuk istananya biasa saja, malah bentuknya lebih
terlihat seperti benteng. Monaco juga mempunyai museum Oseanografi yang cukup
terkenal. Apabila membawa anak kecil,
kita bisa membawa mereka kesana untuk melihat binatang laut.
Monaco juga
terkenal oleh Formule 1 race yang
termasuk pertama di dunia. F1 ini juga unik, karena race nya ada di dalam kota Monaco sendiri, tidak di jalur tersendiri
seperti yang F1 lainnya. Di dekat Port Monaco, kita bisa melihat bekas dari
titik start F1. F1 Monaco sendiri biasanya ada di bulan Mei. Lebih baik hindari
ke Monaco di bulan Mei apabila Anda bukan penggemar F1, karena dimana-mana
hotel akan mahal dan turis akan sangat membludak.
Cannes
Hari berikutnya, kami memutuskan untuk ke Cannes, kota tepi laut yang terkenal dengan Festival Film Cannes, festival film yang paling terkenal di Eropa dan juga dunia. Cannes meskipun sama ditempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit, ternyata harga tiketnya lebih mahal dibanding ke Monaco.
Hari berikutnya, kami memutuskan untuk ke Cannes, kota tepi laut yang terkenal dengan Festival Film Cannes, festival film yang paling terkenal di Eropa dan juga dunia. Cannes meskipun sama ditempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit, ternyata harga tiketnya lebih mahal dibanding ke Monaco.
Setelah melihat
Monaco dan Nice, Cannes ternyata kurang menarik untuk saya, dan udaranya lebih
panas. Karena itu, kami memutuskan untuk naik kereta eskursi kecil yang membawa kami menyusuri Cannes.
Cannes sendiri kota yang tidak besar, namun jarak dari satu tempat ke tempat
lainnya cukup jauh. Dari kereta ini, kami menyusuri pantai (yang btw dari pasir
tidak batu seperti Nice) dan menyaksikan private beach terkenal, Palm Beach dan
melewati hotel Intercontinental Carlton
Cannes yang terkenal dengan biasa ditempati oleh bintang-bintang besar ketika
datang mengunjungi Festival Film Cannes.
Tak lupa, kami
mengunjungi Palais de Festival,
gedung dimana tempat diselenggarakan Festival Film Cannes. Disana kami juga
melihat cetakan handprint dari bintang yang pernah mengunjungi Cannes.
Villefrance-sur-mer
Tengah hari kami kembali ke Nice, untuk segera menuju kota di tepi pantai yang lain, Villefrance-sur-mer. Kota ini sebenarnya tidak berada di itinerary kami. Kota ini seperti ‘hidden gem’ yang kami temukan di French Riviera. Siapa yang bisa menolak hamparan pantai yang dikelilingi oleh tebing dan bukit yang cantik. Pasirnya sendiri lebih merupakan pebble-like. Empuk dan mudah dibersihkan. Air laut Mediteriania di musim panas juga tidak terlalu dingin, malah sangat menyegarkan. Pemandangan yang indah dan air laut yang hangat merupakan pengalaman yang tak ternilai dari perjalanan kali ini.
Puas bermain di pantai, kami menyusuri pusat kota Villefrance-sur-mer. Kota kecil ini ternyata bernuansa kental kekhasan Italy. Perumahan yang berwarna pastel dan berbukit-bukit, restauran dan café yang banyak berjajar menyelip diantara gang bukit-bukit tersebut dan suasana yang romantis. Apalagi ketika malam mulai menyapa dan kota disinari oleh lampu kota. Dinner di kota kecil ini merupakan penutup yang manis dari perjalanan kami menyusuri kota-kota cantik di French Rivera.
Tengah hari kami kembali ke Nice, untuk segera menuju kota di tepi pantai yang lain, Villefrance-sur-mer. Kota ini sebenarnya tidak berada di itinerary kami. Kota ini seperti ‘hidden gem’ yang kami temukan di French Riviera. Siapa yang bisa menolak hamparan pantai yang dikelilingi oleh tebing dan bukit yang cantik. Pasirnya sendiri lebih merupakan pebble-like. Empuk dan mudah dibersihkan. Air laut Mediteriania di musim panas juga tidak terlalu dingin, malah sangat menyegarkan. Pemandangan yang indah dan air laut yang hangat merupakan pengalaman yang tak ternilai dari perjalanan kali ini.
Puas bermain di pantai, kami menyusuri pusat kota Villefrance-sur-mer. Kota kecil ini ternyata bernuansa kental kekhasan Italy. Perumahan yang berwarna pastel dan berbukit-bukit, restauran dan café yang banyak berjajar menyelip diantara gang bukit-bukit tersebut dan suasana yang romantis. Apalagi ketika malam mulai menyapa dan kota disinari oleh lampu kota. Dinner di kota kecil ini merupakan penutup yang manis dari perjalanan kami menyusuri kota-kota cantik di French Rivera.
Bulan Mendota
Tips Travelling
menyusuri French Riviera
-
Nice
bisa ditempuh dari Paris sekitar 1 jam naik pesawat dan 5,5 jam dengan
menggunakan kereta cepat TGV. Dari Milan, Nice berjarak sekitar 5 jam dengan
menggunakan kereta.
-
Musim
panas adalah musim terpadat dari kawasan French Rivera, disarankan untuk reservasi
3-4 bulan sebelumnya untuk mendapatkan
harga terbaik baik untuk akomodasi dan transportasi.
-
Jangan
lupa bawa perlengkapan berwisata di pantai dengan lengkap ( handuk, payung,
tikar, kain Bali, sunblock, dll ) karena akan susah mencari toko di dekat
pantai, apalagi dengan harga yang terjangkau.
-
Apalagi
punya banyak waktu, jangan ragu untuk
beach-hopping ke kota yang lain di sekitar Nice dan Monaco.
-
Jangan
lupa bawa sepatu yang berbahan karet (seperti crocs,dll) karena pasir batu di
Nice akan lebih enak kalau memakai alas kaki tersebut.
-
Kota-kota
di French Riviera sebanarnya tidak besar dan bisa dijelajah dengan berjalan
kaki. Namun, jangan ragu untuk mencoba bus, tram ataupun kereta eskursi yang
tersedia di kota tersebut.
-
Suhu
udara di musim panas sekitar 25-35 derajat celcius. Udara ini bahkan lebih
panas dari Indonesia, jangan lupa untuk selalu menggunakan sunblock ketika
hendak berjemur ataupun berpergian.
Beach Getaway to French
Riviera
Musim panas di
Eropa bukanlah musim yang menyenangkan. Suhu cuaca di kota tempat tinggal saya,
Toulouse, bisa mencapai 35 derajat di siang hari. Bagi saya, ini adalah tanda
untuk segera pergi berlibur. Kemana? Yah apalagi kalau bukan pantai. Untuk
tujuan kali ini, saya menunjuk untuk pergi menikmati pemandangan pantai
Mediterania, French Riviera, menuju kota-kota cantik di Prancis Selatan.
Riviera sendiri dalam bahasa Italy mempunyai arti ‘coastline’.
Ada dua cara menuju kesana, dengan kereta api atau pesawat terbang. Karena waktu memesan saya cukup mepet, hanya dua minggu sebelum waktu berangkatnya, pesawat terbang adalah solusi yang paling menarik. Ketika berpergian di Prancis, ada baiknya untuk selalu membandingkan harga kedua trannsportasi tersebut, karena sistem tiket kereta api disini sama dengan pesawat terbang, apabila beli jauh hari akan mendapatkan harga yang lebih murah. Untuk menuju French Riviera, kota yang paling strategis untuk dikunjungi pertama adalah Nice.
Ada dua cara menuju kesana, dengan kereta api atau pesawat terbang. Karena waktu memesan saya cukup mepet, hanya dua minggu sebelum waktu berangkatnya, pesawat terbang adalah solusi yang paling menarik. Ketika berpergian di Prancis, ada baiknya untuk selalu membandingkan harga kedua trannsportasi tersebut, karena sistem tiket kereta api disini sama dengan pesawat terbang, apabila beli jauh hari akan mendapatkan harga yang lebih murah. Untuk menuju French Riviera, kota yang paling strategis untuk dikunjungi pertama adalah Nice.
Ketika hari
berangkatnya tiba, saya terkejut karena ternyata pesawat yang akan saya naiki
adalah pesawat kecil baling-baling. Dimana bagasi cabin saya saja tidak bisa diangkut ke dalam pesawat. Jadi, harus
diletakkan di dekat tangga sebelum kita naik dan nantinya ada petugas yang akan
mengambil bagasi kita. Begitu kita turun kita ambil lagi. Berasa seperti
naik Bus saja, yah!
Nice
Begitu sampai Nice, kami langsung bergegas menuju hotel. Hotel kami ini letaknya dekat dengan stasiun kereta. Ini penting, karena kami berencana mengunjungi kota-kota lainnya dengan menggunakan kereta.
Begitu sampai Nice, kami langsung bergegas menuju hotel. Hotel kami ini letaknya dekat dengan stasiun kereta. Ini penting, karena kami berencana mengunjungi kota-kota lainnya dengan menggunakan kereta.
Tujuan pertama,
kami menuju Catheau de Nice, letaknya
ada di dekat Veulieux Nice (Kota Tua Nice). Dari sini kita bisa melihat
pemandangan Nice dari ketinggian. Ada dua cara menuju Catheau tersebut, naik lift (gratis) dan
naik tangga. Yah tentu saja kami memilih naik lift! Sampai diatas, pemandangan
langsung menghadap Promenade des Anglais
dan pantai Nice terpampang depan mata.
Indah sekali. Bagi saya, Nice adalah
perpaduan kecantikan Prancis dan Italy. Meskipun penduduk local berbahasa
Prancis, tetapi Nice penuh dengan bangunan arsitektur berwarna pastel seperti
Italy. Tidak heran, karena letak Nice begitu dekat dengan perbatasan Italy.
Puas mengagumi
Nice dari atas, kami segera bergegas menuju pantai. Begitu sampai, saya kaget
karena ternyata pantainya itu batu!!!.
Duh, sakit sekali apabila kita langsung menginjak tanpa alas kaki. Setelah
nyebur sedikit, saya jadi parno sendiri karena takut jatuh terpeleset di
batu-batu tersebut.
Kami kemudian
memutuskan hanya berjalan-jalan di Promenade
des Anglais, tempat dimana turis dan lokal bercampur baur untuk
bersosialisasi dan berolahraga sambil meilhat orang-orang yang berenang atapun
berjemur di pantai batu tersebut. Saya perhatikan, Nice ternyata punya pantai untuk
umum dan pantai privat. Di pantai
privat, kita bisa menyewa tempat duduk dan payung 15 euro selama 6 jam. Yang saya salut, mereka
juga membuat pantai yang bisa dilewati oleh orang yang menggunakan kursi roda.
Nice di tengah
malam sangat hidup dengan cafe dan fine dining restaurant bertebaran dipenjuru kota.
Restaurant disini juga bermacam variasinya, mulai dari masakan Prancis, Italy
dan juga Asia. Saran saya, jangan lupa menikmati Gellato di Fennocio, terletak
di Place Rosseti. Gellato ini menawarkan banyak rasa unik yang menarik, seperti
rasa Viollete ataupun Tomato Basil. Yum!
Kebetukan kami
datang bertepatan dengan hari libur keagamaan di Prancis. Di hari itu,
pemerintah kota Nice akan membuat kembang api. Kembang api mulai dari jam 10
malam. Selama 20 menit, lampu kota Nice dimatikan. Dalam keadaan gelap gulita,
kita menikmati kembang api yang dinyalakan dari dua kapal laut di ujung pantai
Nice. It was beyond beautiful.
Monaco
Keesokan harinya, kami langsung bergegas menuju Monaco. Yes, we are vsiting our twin country. Negara dengan bendera merah putih ini hanya berjarak setengah jam dari Nice. Tiketnya pun kami hanya membayar 3.7 euro sekali jalan. Selain kereta, terdapat juga bus yang menghubungkan dari Nice ke Monaco. Sampai disana, udara Monaco sedang panas-panasnya. Tetapi hal itu tidak mengurangi semangat kami untuk segera menjelajah Monaco yang sangat cantik. Luxury memang adalah identitas yang sangat jelas dari Monaco. Hal ini terlihat dari Yatch yang berjajar di harbour Monaco, luxury boutique brands dan mobil mewah menghias semua sudut Monaco. Tujuan kami disitu ada dua, pertama dan tentu saja ke Monte Carlo yang terkenal itu, dan bagi partner, dia mau bernapak tilas rute F1 Monaco.
Keesokan harinya, kami langsung bergegas menuju Monaco. Yes, we are vsiting our twin country. Negara dengan bendera merah putih ini hanya berjarak setengah jam dari Nice. Tiketnya pun kami hanya membayar 3.7 euro sekali jalan. Selain kereta, terdapat juga bus yang menghubungkan dari Nice ke Monaco. Sampai disana, udara Monaco sedang panas-panasnya. Tetapi hal itu tidak mengurangi semangat kami untuk segera menjelajah Monaco yang sangat cantik. Luxury memang adalah identitas yang sangat jelas dari Monaco. Hal ini terlihat dari Yatch yang berjajar di harbour Monaco, luxury boutique brands dan mobil mewah menghias semua sudut Monaco. Tujuan kami disitu ada dua, pertama dan tentu saja ke Monte Carlo yang terkenal itu, dan bagi partner, dia mau bernapak tilas rute F1 Monaco.
Monte Carlo
sendiri adalah sebuah ‘wealthy’ distrik di Monaco. Casino nya adalah salah satu
icon yang terkenal dari distrik ini. Monte Carlo Casino dibangun sejak tahun 1863. Monte Carlo Casino sendiri buka
untuk umum. Sedikit tip, datanglah kesana setelah jam 2 siang, karena Casino
ini akan dibuka gratis. Penasaran, kami masuk ke Casino tersebut dan ikut mencoba bermain. Di dalam Casino, Saya terpesona dengan
interior yang terlihat mewah dan glamour.
Lalu kami
bergerak menuju Palais Princier de Monaco,
istana tempat kediaman kerajaan Monaco. Biasa melihat istana Eropa yang
cantik, saya terkejut karena bentuk istananya biasa saja, malah bentuknya lebih
terlihat seperti benteng. Monaco juga mempunyai museum Oseanografi yang cukup
terkenal. Apabila membawa anak kecil,
kita bisa membawa mereka kesana untuk melihat binatang laut.
Monaco juga
terkenal oleh Formule 1 race yang
termasuk pertama di dunia. F1 ini juga unik, karena race nya ada di dalam kota Monaco sendiri, tidak di jalur tersendiri
seperti yang F1 lainnya. Di dekat Port Monaco, kita bisa melihat bekas dari
titik start F1. F1 Monaco sendiri biasanya ada di bulan Mei. Lebih baik hindari
ke Monaco di bulan Mei apabila Anda bukan penggemar F1, karena dimana-mana
hotel akan mahal dan turis akan sangat membludak.
Cannes
Hari berikutnya, kami memutuskan untuk ke Cannes, kota tepi laut yang terkenal dengan Festival Film Cannes, festival film yang paling terkenal di Eropa dan juga dunia. Cannes meskipun sama ditempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit, ternyata harga tiketnya lebih mahal dibanding ke Monaco.
Hari berikutnya, kami memutuskan untuk ke Cannes, kota tepi laut yang terkenal dengan Festival Film Cannes, festival film yang paling terkenal di Eropa dan juga dunia. Cannes meskipun sama ditempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit, ternyata harga tiketnya lebih mahal dibanding ke Monaco.
Setelah melihat
Monaco dan Nice, Cannes ternyata kurang menarik untuk saya, dan udaranya lebih
panas. Karena itu, kami memutuskan untuk naik kereta eskursi kecil yang membawa kami menyusuri Cannes.
Cannes sendiri kota yang tidak besar, namun jarak dari satu tempat ke tempat
lainnya cukup jauh. Dari kereta ini, kami menyusuri pantai (yang btw dari pasir
tidak batu seperti Nice) dan menyaksikan private beach terkenal, Palm Beach dan
melewati hotel Intercontinental Carlton
Cannes yang terkenal dengan biasa ditempati oleh bintang-bintang besar ketika
datang mengunjungi Festival Film Cannes.
Tak lupa, kami
mengunjungi Palais de Festival,
gedung dimana tempat diselenggarakan Festival Film Cannes. Disana kami juga
melihat cetakan handprint dari bintang yang pernah mengunjungi Cannes.
Villefrance-sur-mer
Tengah hari kami kembali ke Nice, untuk segera menuju kota di tepi pantai yang lain, Villefrance-sur-mer. Kota ini sebenarnya tidak berada di itinerary kami. Kota ini seperti ‘hidden gem’ yang kami temukan di French Riviera. Siapa yang bisa menolak hamparan pantai yang dikelilingi oleh tebing dan bukit yang cantik. Pasirnya sendiri lebih merupakan pebble-like. Empuk dan mudah dibersihkan. Air laut Mediteriania di musim panas juga tidak terlalu dingin, malah sangat menyegarkan. Pemandangan yang indah dan air laut yang hangat merupakan pengalaman yang tak ternilai dari perjalanan kali ini.
Puas bermain di pantai, kami menyusuri pusat kota Villefrance-sur-mer. Kota kecil ini ternyata bernuansa kental kekhasan Italy. Perumahan yang berwarna pastel dan berbukit-bukit, restauran dan café yang banyak berjajar menyelip diantara gang bukit-bukit tersebut dan suasana yang romantis. Apalagi ketika malam mulai menyapa dan kota disinari oleh lampu kota. Dinner di kota kecil ini merupakan penutup yang manis dari perjalanan kami menyusuri kota-kota cantik di French Rivera.
Tengah hari kami kembali ke Nice, untuk segera menuju kota di tepi pantai yang lain, Villefrance-sur-mer. Kota ini sebenarnya tidak berada di itinerary kami. Kota ini seperti ‘hidden gem’ yang kami temukan di French Riviera. Siapa yang bisa menolak hamparan pantai yang dikelilingi oleh tebing dan bukit yang cantik. Pasirnya sendiri lebih merupakan pebble-like. Empuk dan mudah dibersihkan. Air laut Mediteriania di musim panas juga tidak terlalu dingin, malah sangat menyegarkan. Pemandangan yang indah dan air laut yang hangat merupakan pengalaman yang tak ternilai dari perjalanan kali ini.
Puas bermain di pantai, kami menyusuri pusat kota Villefrance-sur-mer. Kota kecil ini ternyata bernuansa kental kekhasan Italy. Perumahan yang berwarna pastel dan berbukit-bukit, restauran dan café yang banyak berjajar menyelip diantara gang bukit-bukit tersebut dan suasana yang romantis. Apalagi ketika malam mulai menyapa dan kota disinari oleh lampu kota. Dinner di kota kecil ini merupakan penutup yang manis dari perjalanan kami menyusuri kota-kota cantik di French Rivera.
Bulan Mendota
Tips Travelling
menyusuri French Riviera
-
Nice
bisa ditempuh dari Paris sekitar 1 jam naik pesawat dan 5,5 jam dengan
menggunakan kereta cepat TGV. Dari Milan, Nice berjarak sekitar 5 jam dengan
menggunakan kereta.
-
Musim
panas adalah musim terpadat dari kawasan French Rivera, disarankan untuk reservasi
3-4 bulan sebelumnya untuk mendapatkan
harga terbaik baik untuk akomodasi dan transportasi.
-
Jangan
lupa bawa perlengkapan berwisata di pantai dengan lengkap ( handuk, payung,
tikar, kain Bali, sunblock, dll ) karena akan susah mencari toko di dekat
pantai, apalagi dengan harga yang terjangkau.
-
Apalagi
punya banyak waktu, jangan ragu untuk
beach-hopping ke kota yang lain di sekitar Nice dan Monaco.
-
Jangan
lupa bawa sepatu yang berbahan karet (seperti crocs,dll) karena pasir batu di
Nice akan lebih enak kalau memakai alas kaki tersebut.
-
Kota-kota
di French Riviera sebanarnya tidak besar dan bisa dijelajah dengan berjalan
kaki. Namun, jangan ragu untuk mencoba bus, tram ataupun kereta eskursi yang
tersedia di kota tersebut.
-
Suhu
udara di musim panas sekitar 25-35 derajat celcius. Udara ini bahkan lebih
panas dari Indonesia, jangan lupa untuk selalu menggunakan sunblock ketika
hendak berjemur ataupun berpergian.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home